Candi Prambanan Salah Satu Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Posted by Unknown on Monday, July 7, 2014

Candi Prambanan Salah Satu Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO - Tidak kalah dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan juga merupakan salah satu dari situs warisan dunia sebagai cagar budaya yang langka dan unik yang terletak di Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Candi Prambanan memiliki arsitektur yang khas sebagai Candi Hindu. Sebagai simbol dari Agama Hindu, Candi Prambanan terbagi menjadi 3 bagian. Setiap bagian ditata dengan nilai seni yang tinggi. Bangunan yang menakjubkan yang menunjukkan kebesarannya yang memberikan panorama eksotis nan megah bagi yang melihatnya.

Berikut ini 3 bagian utama dari bangunan Candi Prambanan yang megah:
  1. Bhurloka, yaitu dasar candi, kotak persegi luar bagian bawah. Tempat ini melambangkan sebuah tempat untuk orang biasa, manusia, baik manusia dan hewan. Tempat di mana nafsu dan keinginan yang biasa. Ini adalah tempat yang suci.
  2. Bhuvarloka, yaitu bangunan utama candi, yaitu terdiri dari kuil-kuil dan alun-alun tengah kompleks, merupakan dunia tengah, yaitu tempat untuk mereka yang telah meninggalkan harta duniawi mereka. Di sinilah orang mulai melihat cahaya kebenaran.
  3. Svarloka, yaitu bagian atas candi dan di dalamnya berbentuk persegi yang merupakan tempat untuk para dewa. Ini adalah area yang dinobatkan sebagai tempat paling suci di antara tingkatan lainnya.
Candi Prambanan Salah Satu Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Pada saat pemugaran Candi Siva, telah ditemukan sumur dengan kedalaman lebih dari 5 meter yang berisi peti batu. Hal ini diketahui bahwa ketika seorang raja atau orang terkemuka meninggal, abunya bersama dengan berbagai benda-benda yang mewakili simbol-simbol fisik dan spiritual ditempatkan dalam peti batu tersebut. Peti mati ini ditempatkan di poros di dasar candi, di atasnya dibangun sebuah patung dewa, di yakini jiwanya akan bereinkarnasi.

Patung ini kemudian menjadi simbol ibadah bagi mereka yang menghormati dan menyembah rajanya. Pemujaan leluhur telah menjadi tradisi budaya Indonesia sejak zaman prasejarah, dan telah diadaptasi ke dalam adaptasi lokal Hindu dan Budha. Beberapa arkeolog menunjukkan bahwa Dewa Siwa di ruang pusat candi utama Prambanan adalah model setelah Raja Balitung, dari Kerajaan Mataram, yaitu salah satu yang diyakini sebagai pendiri bangunan candi.

Peti mati yang ditemukan di dalam sumur kuil Siva tersebut, berada di atas tumpukan arang, bumi, dan tulang belulang hewan. Isinya berbagai benda, termasuk, koin, perhiasan, logam mulia, dan abu. Lempengan emas dengan tulisan dari Varuna, dewa laut, dan Parvata, dewa gunung juga ditemukan.

Kompleks candi Prambanan kemungkinan besar dibangun secara bertahap. Diperkirakan telah dimulai selama abad 9 hingga awal abad ke-10 oleh Rakai Pikatan atau Maha Sambu Balitung raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram.

Kompleks candi Prambanan diperluas secara bertahap oleh raja Mataram, dengan penambahan ratusan candi kecil di sekitar candi pusat. Prambanan digunakan oleh keluarga kerajaan Mataram untuk upacara pengorbanan dan keagamaannya.

Sama seperti Borobudur, ketika kekuasaan pindah ke Jawa Barat, candi Prambanan yang tersisa ditinggalkan dan mengalami kerusakan akibat gempa bumi sebelum dipugar kembali. Sebuah gempa bumi besar di abad ke-16 menyebabkan kehancuran yang lebih parah.

CA Lons seorang berkebangsaan Belanda menulis sebuah laporan tentang keadaan candi Prambanan pada tahun 1733, bahwa telah ditemukan beberapa candi yang tertimbun di bawah tanah dan tertutup oleh semak belukar dan tumbuhan.

Inggris juga melakukan survei terhadap reruntuhan cadi Prambanan setelah Collin Mackenzie di bawah Sir Stamford Raffles menemukan reruntuhan candi secara kebetulan pada tahun 1811. Renovasi dimulai pada tahun 1830, candi utama Siva selesai pada tahun 1953.

Gempa bumi pada tahun 1996 tidak menyebabkan kerusakan lebih parah terhadap Candi Prambanan dan candi lainnya di daerah tersebut. Orang Hindu setempat, beberapa berasal dari Bali, telah menghidupkan kembali Candi Prambanan sebagai tempat pemujaan agama untuk melakukan upacara dan ritual keagamaan.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment